Pada
 abad 17 SM orang-orang Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan 
sehingga mereka bersama dengan Ya'qub berhijrah dari Palestina ke Mesir 
menemui Yusuf as yang saat itu menjadi mentri di pemerintahan Fir'aun.
Pada abad 14 - 13 SM Allah Subhanahu wa Ta'ala
 mengutus Musa as kepada mereka dan sedikit dari mereka yang tidak 
mengimaninya dan di sinilah dimulai agama Yahudi sehingga menjadikan 
mereka bertentangan dengan Fir'aun dan kaumnya. Peretentangan itu 
mejadikan orang-orang Bani Israel keluar dari Mesir, sebagaimana firman 
Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَإِذْ
 نَجَّيْنَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوَءَ الْعَذَابِ 
يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءكُمْ وَفِي ذَلِكُم بَلاء
 مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ
Artinya
 : "Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan 
pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang 
seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan 
membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu 
terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika 
kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan
 (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan." 
(QS. Al Baqarah 2:49-50)
Hijrah
 tersebut terjadi pada abad 1280 SM pada masa pemerintahan Ramses II. 
Setelah itu mereka (orang-orang Yahudi) berada dibawah pimpinan Yusa' 
yang menggantikan Musa as dan menetap di Kan'an (Palestina)
Daud
 as berhasil mendirikan pemerintahannya di Yerusalem pada tahun 990 SM 
dan disinilah Daud mendapatkan perintah untuk membangun Baitul Maqdis 
akan tetapi dikarenakan kesibukannya berperang maka itu semua tidak 
sempat dilakukannya sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala 
mewahyukan kepadanya agar memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as
 untuk membangun Baitul Maqdis dan ditengah pembangunannya itu beliau as
 membangun Haekal sebagai tempat peribadahan lengkap dengan altar 
penyembelihan kurbannya.
Mereka
 berhasil menawan dan membawa banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan
 menetap di sana selama 50 tahun yang dikenal dalam sejarah Yahudi 
dengan Para Tawanan Orang-orang Babilonia.
Ketika
 Babilonia berhasil ditaklukan oleh Kirusy Raja Parsia pada tahun 538 SM
 maka para tawanan tersebut dibebaskan dan dikembalikan ke Palestina 
akan tetapi mereka tidak memiliki Negara namun tetap berada dibawah 
kekuasaan Parsia.
Didalam
 Majallah at Tarikh al Arabi disebutkan bahwa setelah orang-orang Bani 
Israel dipulangkan kembali ke kampung halamannya di Palestina maka 
mereka membangun kembali tempat peribadahan mereka yang telah dihancurka
 oleh Bukhtanshar.
Ketika
 gemintang Persia telah redup maka kekuasaan mereka pun jatuh ketangan 
Aleksander Al Maqduni sehingga orang-orang Yahudi menampakkan 
loayalitas, ketundukan dan penyambutan mereka kepada Aleksander al 
Maqduni tatkala menguasai Yerusalem tahun 332 SM. Dan sejak saati itu 
mereka berada dibawah kekuasaan Yunani.
Setelah
 Aleksander al Maqduni wafat maka kekuasaannya terpecah diantara mereka,
 Mesir berada di tangan Ptolomeus sedangkan Negara-negara utara 
diserahkan ketangan Selecus. Namun pada tahun 199 SM terjadi peperangan 
antara Ptolomeus dan Selecus yang kemudian dimenangkan Ptolomeus..
Pada
 tahun 198 SM Yerusalem jatuh ketangan Raja Suria yang bernama Antiochus
 dan sejak saat itu terjadi berbagai fitnah, pemberontakan dan 
peperangan berdarah di Yeusalem hingga masa kedatangan pemimpin Romawi 
yang bernama Pompy tahun 63 SM yang kemudian berhasil menguasai 
Yerusalem.
Sejak
 saat itu Yerusalem berada ditangan kekuasaan orang-orang Romawi dan 
menjadikannya sebagai Negara Romawi. Pada saat inilah Isa bin Maryam 
dilahirkan di kota Betlehem di akhir pemerintahan Herodes pada tahun 37 -
 40 M.
Dan
 sejak saat itu Yerusalem menjadi tempat yang memberikan kabar gembira 
tentang da'wah tauhid dan menjadi kota suci bagi orang-orang Nashrani.
Ketika
 orang-orang Yahudi melakukan pembangkangan dan pemberontakan terhadap 
pemerintahan Romawi di Yerusalem maka Penguasa Romawi, Fasbasyan 
mengutus anaknya yang bernama Titus untuk menghentikan pemberontakan 
tersebut. Titus pun melakukan penyerangan terhadap Yerusalem pada tahun 
70 M dan berhasil membunuh banyak orang-orang Yahudi sehingga menyisakan
 Yerusalem menjadi kota yang hancur lebur dan porak poranda untuk waktu 
yang sangat panjang bahkan tidak dihuni kecuali oleh para penjaga dari 
para tentara Romawi.
Kemudian
 orang-orang Yahudi mengadakan pemberontakan untuk yang kedua kalinya di
 Yerusalem antara tahun 132 M dan 135 M yang dikenal dengan 
"Pemberontakan Barkukhi" akan tetapi penguasa Romawi berhasil memadamkan
 pemberontakan tersebut dan menghapus Eksistensi Yerusalem dan membangun
 diatasmya sebuah kota baru yang dinamakan dengan Aeilia Capitolina. 
Bahkan mereka tidak mengidzinkan orang-orang Yahudi untuk menginjakkan 
kakinya di kota Aeilia sejak tahun 135 M.
Ketika
 Pemerintahan Romawi terpecah menjadi dua dan Palestina masuk dalam 
kekuasaan Romawi Timur (Bizantyum) maka Aeilia berada dibawah kekuasaan 
Bizantyum sejak abad 4 M hingga tahun 614 M tatkala dikuasai oleh Sasani
 (Kisra Eberwiz) hingga kembali dikuasai oleh Penguasa Bizantyum yang 
bernama Heraklius tahun 627 M.
Kekuasaan
 Heraklius ini tidaklah berlangsung lama sehingga kaum muslimin berhasil
 membebaskan kota Aeilia pada tahun 15 H / 636 M pada zaman Umar bin 
Khattab dan sejak saat itu kaum muslimin memperbolehkan orang-orang 
Yahudi untuk kembali ke al Quds. (Majallah at Tarikh al Arabi juz I hal 
5114 - 5126)
Dari
 penuturan diatas tampaklah bahwa Haekal tersebut didirikan pada masa 
Sulaiman as. Dan setelah sempurna pembangunan Haekal tersebut oleh 
Sulaiman as, ia mengalami kehancuran sebanyak tiga kali, yaitu ketika 
penyerbuan pasukan Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM lalu 
berhasil dibangun kembali oleh orang-orang Yahudi setelah mereka 
dibebaskan oleh Kirusy Raja Parsia.
Haekal
 kembali dihancurkan untuk kedua kalinya oleh Antiochus Raja Suria 
tatkala upayanya memadamkan fitnah yang dilakukan orang-orang Yahudi 
pada tahun 198 SM. Lalu kembali direnovasi untuk ketiga kalinya oleh 
Herodeus pada tahun 40 M.
Lagi-lagi
 Haekal dihancurkan oleh Titus pemimpin Romawi tatkala menyerang 
Yerusalem dan menjadikan kota itu hancur lebur bahkan tidak didiami 
kecuali oleh para penjaganya dari tentara-tentara Romawi.
Akan
 tetapi itu semua hanyalah akal-akalan yang dicari-cari oleh orang-oang 
Yahudi saja untuk menghancurkan al Quds dengan mengatakan bahwa mereka 
akan mengembalikan Haekal Sulaiman kepangkuan mereka.
Sebagaimana
 disebutkan didalam berbagai sejarah kota Yerusalem maka sebetulnya 
Haekal tersebut sudah betul-betul hancur dan porak poranda tak berbekas 
saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Romawi dibawah 
pimpinan Titus pada tahun 70 M. sebelum pada akhirnya Yerusalem berhasil
 dibebaskan oleh kaum muslimin pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin 
Khattab pada tahun 15 H / 636 M.
Wallahu A'lam

 
 
0 komentar:
Posting Komentar