pengunjung

free counters

Pages

Rabu, 20 Juli 2011

Medan Magnet Berjalan Ditemukan


Medan "benih" bisa memecahkan misteri galaksi

pancaran partikel lubang hitam

Pancaran partikel dari lubang hitam raksasa sebuah galaksi dalam karya seni.
Gambar: karya Paolo Padovani, ESA, NASA, AVO

Medan magnet lemah berjalan/bergerak melewati alam semesta menurut sebuah penelitian baru yang mungkin bisa memecahkan misteri dari mana datangnya medan magnet besar di seputar galaksi-galaksi.

Berbagai galaksi seperti Bima Sakti masing-masing memiliki medan magnet berskala besar . Walaupun medan magnet ini lebih lemah dibandingkan dengan medan planet, para ilmuwan berpikir bahwa berbagai versi galaktik membantu membangun formasi bintang, mengawal sinar kosmik, dan mengatur kedinamisan gas antar-bintang.

Kebanyakan para ilmuwan meyakini bahwa medan magnet yang lebih kuat dari galaksi-galaksi "dewasa" berkembang dari medan "benih" yang lemah. Namun tidaklah jelas dari mana medan yang lebih tua ini berasal.

Dua teori terkemuka: Medan benih tercipta dari pergerakan gas terstimulasi di berbagai protogalaksi, atau mereka dihasilkan di luar galaksi oleh proses yang tak kelihatan pada permulaan jagad raya.

Pengamatan baru yang dilakukan dengan Fermi Gamma-ray Space Telescope NASA mendukung gagasan bahwa benih-benih itu semuanya ada di sana, bahkan sebelum terciptanya galaksi.

Berdasarkan data Fermi, "kami menemukan bahwa medan-medan magnet lemah ini seharusnya ada di mana saja. Mereka harus berada di luar galaksi-galaksi, mengisi keseluruhan alam semesta, bahkan ketika tak ada galaksi, tak ada bagian-bagian, tak ada apa pun," kata penulis bersama penelitian Andrii Neronov dari Universitas Jenewa bagian ISDC Centre for Astrophysics di Swiss, seperti yang dilansir oleh National Geographic.

Karena berbagai penemuan baru menyatakan bahwa medan-medan bisa terbentuk di luar galaksi-galaksi, "mungkin berbagai medan magnet itu tercipta sebelum galaksi terbentuk," kata Neronov.

Menabur Benih untuk Medan-Medan Galaktik

Menurut teori, medan-medan benih purba bisa saja tercipta dari partikel-partikel terstimulasi yang termuntahkan selama kejadian-kejadian keras seperti ledakan supernova.

Pada akhirnya, teori itu mengatakan, satu medan benih dapat membesar di dalam satu galaksi, karena putaran pelan galaksi menyebabkan partikel-partikel terstimulasi dan gas-gas menjadi searah pada garis-garis medan magnet benih.

Akan tetapi medan-medan benih lain akan tetap berjalan melewati ruang antar galaksi dan itulah yang menurut Neronov dan rekan-rekannya telah mereka temukan.

Lebih tepatnya, tim itu melihat suatu kekurangan energi sangat tinggi sinar gamma dalam data Fermi di blazars yang merupakan galaksi-galaksi dengan lubang hitam super besar pada bagian tengahnya yang memuntahkan pancaran partikel hampir sama dengan kecepatan cahaya.

Sinar gamma yang sampai ke bumi dari blazars seharusnya ada pada level energi tertentu. Tapi sinar gamma yang dilihat oleh tim Neronov nampaknya telah dilucuti sebagian kekuatannya, yang tepatnya akan terjadi jika sinar gamma beinteraksi dengan medan magnet lemah dalam perjalanannya.

Para peneliti itu kemudian memetakan apa yang terjadi ketika sinar gamma menabrak foton, atau partikel ringan. Mereka menemukan bahwa tabrakan menghasilkan berkas aktifitas elektromagnetik.

"Apa yang kami deteksi bisa saja permulaan medan lemah ini, dan itu dapat memecahkan masalah dari mana asal medan magnet di Bima Sakti dan galaksi lain, karena sekarang kita bisa mengetahui kondisi permulaannya," kata Neronov.

Misteri-misteri Magnetis Tetap Ada

Para ilmuwan tidak yakin proses-proses energi tinggi mana yang mungkin menciptakan medan-medan magnetik pertama di alam semesta muda tanpa galaksi, walaupun tak kekurangan contoh.

Juga tak jelas apakah medan-medan benih berjalan memainkan peranan dalam formasi selanjutnya berbagai galaksi dan bagian-bagian galaksi, karena intensitas medan harus diukur dengan pasti.

"Secara umum, Saya cenderung berpikir bahwa mereka tidak memainkan peranan penting dalam pembentukan galaksi-galaksi, karena mereka terlalu lemah" pada level rendah yang diobservasi tim Fermi, kata Neronov.
Baca Selengkapnya >>

Sabtu, 09 Juli 2011

Asteroid Membawa Air Ke Bumi?


Air yang membeku pada asteroid mungkin merupakan hal yang lebih wajar dari yang pernah dianggap sebelumnya, menurut penelitian baru yang akan membantu mendukung gagasan bahwa asteroid membawa kunci utama kehidupan ke Bumi.

Asteroid Membawa Air ke Bumi
Air mungkin dibawa asteroid ke Bumi - Foto Alamy

Es air dan molekul-molekul organik yang membantu pembentukan dasar kehidupan telah ditemukan pada asteroid kedua yang disebut Cybele 65 oleh para astronom.

Penemuan tersebut dilaporkan dalam sebuah pertemuan para ilmuwan planet di Pasadena, di mana para ilmuwan mengatakan bahwa keberadaan es tersebut ikut mendukung teori-teori yang mengatakan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa setelah dibawa ke sini oleh asteroid-asteroid.

Para peneliti mendapatkan penemuan yang sama pada bulan April tahun ini ketika mereka menemukan bukti pertama es pada asteroid bernama Themis 24.

Kedua asteroid ini dan penemuan terakhir ditemukan pada sabuk asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter.

"Penemuan ini mengindikasikan bahwa bagian tata surya kita memiliki kandungan es air lebih banyak dari yang diperkirakan," kata Profesor Humberto Campins yang merupakan seorang astronom dari Universitas Florida Tengah yang memimpin tim peneliti tersebut seperti yang dilansir oleh Telegraph.

"Hal ini mendukung teori bahwa asteroid-asteroid mungkin menghantam Bumi sekaligus membawa persediaan air serta blok-blok pembangun kehidupan untuk terbentuk dan berevolusi di planet kita."

Profesor Campins mempresentasikan penemuannya pada pertemuan tahunan Divisi Sains Planet Perkumpulan Astronomi Amerika di Pasadena, California.

Asteroid Cybele 65 yang berdiameter 289 km agak lebih besar dari asteroid Themis 24 yang berdiameter 199 km.
Baca Selengkapnya >>

Ukuran Asteroid Berpotensi Bahayakan Bumi



Obyek Dekat Bumi (ODB) adalah asteroid-asteroid atau komet-komet yang orbitnya kadang membuatnya dekat dengan orbit bumi. Oleh karenanya, sebuah ODB suatu hari bisa saja bertabrakan dengan bumi, dan ada hampir 7000 yang diketahui.

Ukuran Asteroid Berbahaya

Obyek Dekat Bumi (ODB) merupakan berbagai asteroid yang orbitnya dekat dengan Bumi. Gambar asteroid Gaspra ini diambil melalui wahana antariksa Galileo. Walaupun bukan dalam kategori ODB, permukaan Gaspra menyerupai beberapa ODB. ODB juga kemungkinan besar merupakan tujuan para astronot. Para astronom SAO mengumumkan hasil pertama program terbesar sekarang sedang berlangsung untuk menentukan ukuran dan karakteristik ODB. Foto Courtesy NASA.

Benturan ODB yang bahkan berukuran 1 km saja bisa menghancurkan rata-rata satu propinsi. Peristiwa Tunguska tahun 1908 yang meratakan lebih dari 2000 kilometer per segi di Rusia diperkirakan disebabkan oleh sebuah asteroid yang berdiameter hanya sekitar 60 meter. Oleh karenanya perwakilan rakyat AS memberikan mandat dalam waktu 10 tahun untuk membuat daftar 90% total ODB yang diameternya lebih besar dari 140 meter.

Pada umumnya gampang mendeteksi sebuah ODB dalam cahaya yang kelihatan dengan cara memperhatikan pergerakannya melewati langit dari malam ke malam. Namun, mendapatkan ukurannya lebih sulit. Masalahnya ialah terang optik ODB merupakan hasil dari baik ukuran maupun albedo/reflektifitasnya, dan tidak mungkin untuk menentukan sebuah ukuran asteroid hanya dari terang optiknya saja. Sejauh ini, hanya sekitar 1,5% ODB yang telah diukur, dan banyak di antaranya pada umumnya berukuran besar. Para astronom memprediksikan bahwa ada lebih dari sepuluh kali lipat ODB yang diameternya berukuran 100 meter dari yang diameternya 1 km, karena skala kerusakan perkiraan kasarnya seperti volume asteroid itu, ukuran 100 meter lebih kurang 1000 kali lipat merusak.

Para ahli astronomi CfA Joe Hora, Giovanni Fazio, Howard Smith, dan Tim Spahr membentuk sebuah tim yang terdiri dari enam astronom untuk mempelajari ODB pada ukuran gelombang inframerah di mana ODB memancarkan radiasinya sendiri juga memantulkan sinar matahari. Terang inframerah ketika digabungkan dengan nilai optik memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil kesimpulan tentang ukuran dan reflektifitas atau albedo. Lagi pula, karena albedo perupakan bagian dari karakteristik permukaan asteroid dan komposisi mineralogi, hasilnya membantu untuk menentukan sifat asteroid, dan dari hal tersebut mungkin bisa diketahui dari mana asalnya dalam tata surya, dan bagaimana perkembangannya.

Dengan menggunakan Kamera Susunan Inframerah pada Teleskop Luar Angkasa Spitzer, tim itu telah menjalankan sebuah rogram untuk mendapatkan karakter dari 700 ODB. Itu merupakan peningkatan dramatis dari jumlah yang sekarang diketahui. Pada ulasan pertama mereka pada proyek yang berjalan ini, tim tersebut mengumumkan hasil pertama yaitu hampir setengah obyek-obyek itu berdiameter lebih kecil dari satu kilometer, dan yang terkecil hanya sekitar 90 meter.

Mereka melaporkan bahwa data tersebut sejauh ini menunjukkan bahwa ODB terkecil tak hanya berlimpah, nampaknya mereka telah melewati proses dalam tata surya yang membuatnya agak kurang banyak dari pada yang diharapkan memperhitungkan kemungkinan statistik ODB besar. Tidak kurang para astronom menyimpulkan dari kondisi permukaan bahwa asteroid-asteroid kecil ini mungkin masih baru, mungkin bahkan lebih kurang dari satu juta tahun. Hasil tersebut merepresentasikan suatu kontribusi dramatis bagi tantangan yang diberikan oleh perwakilan rakyat AS untuk membuat daftar ODB yang berpotensi membahayakan, dan meningkatkan pemahaman kita tentang proses fisik yang telah membentuk tata surya sejak terbentuk 5 milyar tahun lalu.
Baca Selengkapnya >>

Seberapa Besar Cintamu Padaku? Sebuah Tes

Tes cinta yang dirancang oleh para ilmuwan yang secara akurat bisa memprediksi apakah suatu hubungan akan sukses.

Seberapa Besar Cintamu Padaku? Sebuah Tes

Para peneliti menggunakan tes tersebut untuk secara tepat memprediksi apakah lebih dari 50 pasangan akan bercerai dalam periode 12 bulan.

Tes tersebut memanfaatan sebuah teknik kata psikologis untuk menemukan apa yang benar-benar dipikirkan orang-orang tentang pasangan mereka dan seberapa gampang mereka mengasosiasikannya dengan kata-kata positif atau negatif, sebagaimana yang dilansir oleh Telegraph.

Jika seseorang lebih gampang secara otomatis mengasosiasikan kata-kata menyenangkan dengan pasangannya, para ilmuwan menemukan bahwa mereka memiliki hubungan yang lebih kuat dan cenderung akan tetap bersama.

Namun "pembusukkan hubungan" bisa tetap berpengaruh dan meningkatkan potensi terpendam "resiko perceraian".

Dari 116 orang yang ikut berpartisipasi, 19 orang bercerai dari pasangan mereka yang setara dengan 16 persen, angka yang diprediksi oleh tim peneliti dari Universitas Rochester di Amerika.

Profesor Ronald Rogge yang memprakarsai studi tersebut mengatakan: "Apa yang benar-benar membuatku senang dengan hasil kami ialah bahwa pengukuran kami nampaknya lebih baik memprediksi hasil-hasilnya daripada apa yang orang-orang katakan kepada kami tentang hubungan mereka.

"Orang-orang yang memamerkan perasaan-perasaan negatif kepada pasangannya cenderung tujuh kali lipat akan bercerai pada tahun berikutnya."

Dalam tes ini, para relawan diminta untuk mengisi kuisioner tentang hubungan mereka serta menjalani tes asosiasi kata.

Studi sebelumnya tentang hubungan menemukan bahwa sulit untuk mencari tahu seberapa puaskah seseorang dalam hubungannya karena orang-orang akan mengatakan kepada para ilmuwan hal-hal berbeda dari apa yang mereka rasakan sebenarnya.

Prof. Rogge mengatakan: "Kesulitan mengenai hal itu ialah hal tersebut mengasumsikan bahwa mereka tahu seberapa bahagiannya mereka, dan hal itu bukan selamanya demikian.

"Yang lebih parah lagi, banyak orang tidak mau mengatakan kepada anda jika mereka mulai merasa kurang bahagia dalam hubungan mereka."

Namun, para ilmuwan meyakini tes baru mereka, dengan menggunakan asosiasi kata dan batasan waktu akan menginformasikan refleksi perasaan partisipan yang sebenarnya.

Prof. Rogge mengatakan: "Hal tersebut memberikan kita kilasan unik mengenai bagaimana perasaan orang-orang tentang pasangan mereka yang memberikan kita informasi yang tak dapat atau tak mau diberikan."

Tes tersebut didasarkan pada suatu teknik yang sering digunakan untuk menentukan rasisme atau bias yang merupakan perasaan-perasaan yang sulit diakui kepada diri mereka sendiri atau kepada para peneliti.

Para peneliti memberikan nama pasangannya dan melihat pada layar monitor ketika tiga jenis kata ditampilkan, kata-kata yang baik seperti "damai" atau "saling berbagi", kata-kata tidak baik seperti "kematian dan tragedi", atau nama pasangan mereka.

Para partisipan menjalani dua tes yaitu menekan tombol spasi ketika mereka melihat kata-kata yang baik atau kata-kata yang berkaitan dengan pasangan dan menekan tombol spasi ketika mereka melihat kata-kata yang tidak baik dan kata-kata yang berhubungan dengan pasangan.

Secara total ada 222 relawan yang berpartisipasi walaupun 116 relawan mengikuti survey lanjutan untuk mengetahui apakah mereka tetap bersama 12 bulan kemudian.
Baca Selengkapnya >>