pengunjung

free counters

Pages

Senin, 23 Mei 2011

BEGINI SALAH, BEGITU SALAH

Sebetulnya banyak contoh ketika kita mau tidak mau akan berinteraksi dengan yang bukan mahrom kita, aktifitas layaknya menghadiri perkuliahan, naik kendaraan umum dan yang lainnya memang tidak bisa kita hindari tetapi hal dibawah ini mungkin bisa menjadi pengingat dimana pun kita berada....

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما

Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.

ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يخلون بامرأة ليس معها ذو محرم منها فإن ثالثهما الشيطان

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.

لا يخلون رجل بامرأة إلا مع ذي محرم فقام رجل فقال يا رسول الله امرأتي خرجت حاجة واكتتبت في غزوة كذا وكذا قال ارجع فحج مع امرأتك

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kacuali jika bersama dengan mahrom sang wanita tersebut”. Lalu berdirilah seseorang dan berkata, “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk berhaji, dan aku telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini dan itu”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembalilah!, dan berhajilah bersama istrimu”


Apa maksud perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua”?

Berkata Al-Munawi, :”Yaitu syaitan menjadi penengah (orang ketiga) diantara keduanya dengan membisikan mereka (untuk melakukan kemaksiatan) dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak dan menghilangkan rasa malu dan sungkan dari keduanya serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah di hadapan mereka berdua, sampai akhirnya syaitanpun menyatukan mereka berdua dalam kenistaan (yaitu berzina) atau (minimal) menjatuhkan mereka pada perkara-perkara yang lebih ringan dari zina yaitu perkara-perkara pembukaan dari zina yang hampir-hampir menjatuhkan mereka kepada perzinaan.”


Berkata As-Syaukani, “Sebabnya adalah lelaki senang kepada wanita karena demikanlah ia telah diciptakan memiliki kecondongan kepada wanita, demikian juga karena sifat yang telah dimilikinya berupa syahwat untuk menikah. Demikian juga wanita senang kepada lelaki karena sifat-sifat alami dan naluri yang telah tertancap dalam dirinya. Oleh karena itu syaitan menemukan sarana untuk mengobarkan syahwat yang satu kepada yang lainnya maka terjadilah kemaksiatan.

Imam An-Nawawi berkata, “…Diharamkannya berkhalwat dengan seorang wanita ajnabiah dan dibolehkannya berkholwatnya (seorang wanita) dengan mahramnya, dan dua perkara ini merupakan ijma’ (para ulama)”


Apakah yang dimakasud dengan mahram??

Berkata As-Suyuthi, “Para sahabat kami (para pengikut madzhab Syafi’i) mengatakan, ‘Mahrom adalah wanita yang diharamkan untuk dinikahi untuk selama-lamanya baik karena nasab maupun dikarenakan sebab tertentu yang dibolehkan dan dikarenakan kemahraman wanita tersebut”[7]
Dari definisi ini maka diketahui bahwa
1. (wanita yang diharamkan untuk dinikahi), maka bukanlah mahrom anak-anak paman dan anak-anak bibi (baik paman dan bibi tersebut saudara sekandung ayah maupun saudara sekandung ibu)
2. (untuk selama-lamanya), maka bukanlah mahrom saudara wanita istri dan juga bibi (tante) istri (baik tante tersebut saudara kandung ibu si istri maupun saudara kandung ayah si istri) karena keduanya bisa dinikahi jika sang istri dicerai, demikian juga bukanlah termasuk mahrom wanita yang telah ditalak tiga, karena ia bisa dinikahi lagi jika telah dinikahi oleh orang lain kemudian dicerai. Demikian juga bukanlah termasuk mahram wanita selain ahlul kitab (baik yang beragama majusi, budha, hindu, maupun kepercayaan yang lainnya) karena ia bisa dinikahi jika masuk dalam agama Islam
3. (dikarenakan sebab tertentu yang dibolehkan), maka bukanlah mahrom ibu yang dijima’i oleh ayah dengan jima’ yang syubhat (tidak dengan pernikahan yang sah) dan juga anak wanita dari ibu tersebut. Ibu tersebut tidak boleh untuk dinikahi namun ia bukanlah mahrom karena jima’ syubhat tidak dikatakan boleh dilakukan
4. (dikarenakan kemahroman wanita tersebut), maka bukan termasuk mahrom wanita yang dipisah dari sauaminya karena mula’anah[8], karena wanita tersebut diharamkan untuk dinikahi kembali oleh suaminya yang telah melaknatnya selama-lamanya namun bukan karena kemahroman wanita tersebut namun karena sikap ketegasan dan penekanan terhadap sang suami.

Dan jika telah jelas bahwa sang wanita adalah mahromnya maka tidak boleh baginya untuk menikahinya dan boleh baginya untuk memandangnya dan berkhalwat dengannya dan bersafar menemaninya, dan hukum ini mutlak mencakup mahrom yang disebabkan karena nasab atau karena persusuan atau dikarenakan pernikahan.

Peringatan:

Berkata Imam An-Nawawi, “Yang dimaksud mahram dari sang wanita ajnabiah yang jika ia berada bersama sang wanita maka boleh bagi seorang pria untuk duduk (berkhalwat) bersama wanita ajnabiah tersebut, disyaratkan harus merupakan seseorang yang sang pria ajnabi sungkan (malu/tidak enak hati) dengannya. Adapun jika mahrom tersebut masih kecil misalnya umurnya dua atau tiga tahun atau yang semisalnya maka wujudnya seperti tidak adanya tanpa ada khilaf.

Maka kita sebagai seorang muslim/muslimah seyogyanya selalu menjaga diri kita dari bahaya fitnah dunia, karena syaitan adalah musuh yang nyata dan ia selalu menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang keji dan munkar.

wal a'sr innal insaana lafii khusrin illalladziina amanu waa'milusholihati watawashou bil haq watawashou bishobr.... (QS Al A'sr 1-3)

wallahu a'lam bisshowab

Admin.

True Love just 4 Allah.
Baca Selengkapnya >>

Bermula dari Pacaran, Terjerumus Ketagihan Gaul Bebas

Suatu ketika, seorang remaja putri sebuah SMA mengirim email kepada penulis. Hatinya tergugah setelah membaca salah satu artikel yang saya tulis berjudul “Jomblo vs Pacaran.” Ia pun menceritakan tentang pengalamannya yang kebablasan dalam bergaul sehingga melakukan hubungan seks di luar nikah. Setelah melakukannya, ternyata si pacar pergi meninggalkannya dan mencari cewek lain. Ia pun terluka tapi juga ketagihan.
Remaja cewek ini sadar perbuatannya salah tapi ia sulit melepaskan diri dari daya tarik gaul bebas. Selain itu, setiap kali ingin bertaubat, ia selalu merasa kotor dan tak pantas menerima ampunan Allah. Ia pun terjerembab lagi dalam lumpur dosa yang berkepanjangan.
Sobat remaja, cerita di atas adalah satu kisah nyata yang mewakili betapa memprihatinkan pergaulan generasi muda kita. Berawal dari pacaran yang makin membudaya di sekitar kita, pintu perzinaan jadi terbuka lebar. Banyak di antara remaja yang merasa malu bila dirinya belum pernah pacaran. Seakan-akan stempel ‘tak laku’ ditempelkan di dahi yang itu akan memalukan dirinya. Mereka pun berlomba-lomba untuk menggaet lawan jenis hanya sekadar agar tak jadi bahan olokan teman-temannya.
…Orang tua yang tak paham bahayanya gaul bebas, turut andil dalam memberi angin segar bagi pintu perzinaan…
Itu dari segi remaja dan pergaulan teman-temannya. Orang tua yang tak paham bahayanya gaul bebas, turut andil dalam memberi angin segar bagi pintu perzinaan. Orang tua bingung ketika anaknya tak ada yang mengencani di malam Minggu padahal si anak sendiri memutuskan tak mau pacaran. Belum lagi masyarakat yang individual dan tak peduli terhadap orang lain ketika ada yang melakukan kemaksiatan. Parahnya, negara juga tak mau tahu betapa bahayanya membiarkan remaja gaul secara bebas. Tabloid-tabloid yang mengumbar aurat, tayangan TV dan film yang mengarah ke ajakan mendekati zina, semua itu mudah mendapatkan izin terbit dan tayang. Dan semua itu makin menjadi di momen Februari karena ada perayaan maksiat bernama Valentine’s day.
Jadilah fenomena remaja yang ketagihan gaul bebas seperti kisah di atas semakin merebak. Di saat ia ingin taubat, sejauh mata memandang ajakan maksiat yang disaksikannya. Jadilah ia gamang untuk berubah menjadi muslim yang baik. Padahal Allah itu Mahapemurah dan pengampun asalkan manusianya sendiri benar-benar taubatan nasuha. Tapi gimana mau taubat kalau lingkungan malah mendorong dia makin berbuat maksiat?
Sobat remaja, kemaksiatan karena gaul bebas memang seolah-olah benang kusut yang sulit diuraikan dalam masyarakat kita. Tapi bila saja kita mau peka, ada satu ujung pangkal dari semua kemungkaran yang terjadi yaitu diterapkannya system demokrasi dan dicampakkannya syariah Islam dari tengah-tengah umat. Seperti kita semua tahu bahwa demokrasi ditopang oleh salah satu tiang bernama kebebasan berperilaku.
…kemaksiatan karena gaul bebas memang seolah-olah benang kusut yang sulit diuraikan dalam masyarakat kita. …
Jadilah ada anggapan salah bahwa tiap orang bebas berperilaku semaunya tanpa ada satu pihak pun yang boleh melarang. Hal ini diperkuat dengan semakin parahnya virus sekulerisasi yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Gaul bebas terjadi karena pelakunya tidak menyadari bahwa kebebasan yang direguknya di dunia bakal dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Mereka, penganut gaul bebas itu lupa bahwa ada Allah yang Mahamelihat. Bila saja mereka menyadari bahwa tak ada satu jengkal tanah pun yang bebas dari pengawasannya, niscaya mereka tak berani berbuat melanggar syariat-Nya.
So, membasmi gaul bebas, ya basmi akarnya dulu. Yupz, demokrasi dan sekulerisme sudah waktunya dibuang ke tong sampah peradaban. Karena ada yang dibuang itu artinya ada yang dipake. Syariat Islam saja yang pantas untuk memimpin peradaban dunia yang beradab. Bila ini yang diambil, so pasti gaul bebas bakal dilibas. Gak bakal ada cerita remaja yang ketagihan berbuat maksiat. Hidup jadi aman dan nyaman untuk dinikmati. Jadinya, asik banget kan? Pasti iya donk. Sip dah ^_^^_^
Baca Selengkapnya >>

BILA PRIA JATUH CINTA PADA WANITA

Jatuh cinta pada seorang wanita,
mungkin semua pria pernah
mengalaminya. Rasanya hampir
tak terkatakan. Ada kalanya
cinta itu membahagiakan, tapi
tak jarang juga menyakitkan. Imam
Ibnul Qayyim membagi cinta kepada
wanita ini dalam tiga bentuk.

1. Mencintai wanita dengan
maksud ketaatan dan taqarrub
kepada Allah. Ini merupakan cinta
kepada istri dan budak wanita yang
dimiliki. Merupakan cinta yang
bermanfaat dan dapat mengantarkan
kepada tujuan yang disyariatkan Allah
dan pernikahan, dapat menahan
pandangan mata dan hati untuk
melirik wanita selain istrinya. Orang
yang mencintai semacam ini dipuji di
sisi Allah dan di tengah manusia.

2. Cinta yang dibenci Allah
dan menjauhkan dari rahmat-Nya.
Cinta yang hanya memperturutkan
hawa nafsu. Demi cinta ini, seorang
hamba mau melanggar syariat Allah
. Cinta ini merupakan yang paling
berbahaya bagi hamba, yang dapat
mengancam agama dan dunianya.
Siapa yang memiliki cinta ini, dia
hina di hadapan Allah, dia orang yang
hatinya paling jauh dari Allah, dan
cinta ini merupakan tabir penghalang
antara dirinya dengan Allah. Untuk
mengobatinya adalah dengan
memohon per tolongan kepada
Allah yang membolak-balikkan hati,
bersungguh-sungguh untuk kembali
kepada-Nya. Sibuk mengingat-Nya,
menyibukkan
diri dan mengganti cinta
itu dengan cinta hanya pada-Nya.
Memikirkan derita dan sengsara
yang akan dialami lantaran cinta
itu, dan menggambarkan keindahan
sebenarnya dengan melupakan cinta
itu.

3. Cinta yang mubah. Cinta
yang tiba-tiba datang, seperti
mencintai wanita cantik yang sifatnya
dikatakan kepadanya, atau dilihat
dengan tak sengaja, lalu hati pun
tertambat padanya. Tapi cinta ini
tak sampai menjerumuskan dirinya
hingga melakukan maksiat dan
kedurhakaan (seperti berhubungan
atau berpacaran dengan wanita itu).
Yang ini tak menimbulkan siksaan.
Yang paling bermanfaat adalah
membuang jauh-jauh cinta ini dan
menyibukkan diri dengan hal yang
lebih bermanfaat. Dan juga harus
menyembunyikan perasaannya,
menjaga kehormatan dirinya, dan
sabar dalam menghadapi ujian
cinta ini. Sehingga dengannya Allah
memberinya pahala. Yang mesti
dilakukan adalah mengganti cintanya
itu dengan kesabaran karena Allah,
tidak patuh pada bisikan nafsu dan
lebih mementingkan keridhaan Allah
dan apa yang ada di sisi-Nya.
Dari tiga bentuk cinta di atas,
dapat dipahami bahwa seandainya
bara cinta itu -yang lahir karena
keindahan wajah seorang wanita mampu
dipendam (bahkan diredam),
dan tidak melanjutkannya pada
tahapan yang melanggar syariat
(seperti pacaran), kemudian bersabar
dan memohon ketabahan kepada
Allah, dan lebih memilih keridhaan
Allah walau harus bertarung dengan
perasaan sendiri, maka ini yang
dibolehkan. Dan satu hal yang tak
boleh terlupakan bagi seorang muslim,
bahwa Allah tak mungkin menyianyiakan
hamba-Nya yang lebih
memilih cinta dan kasih sayang-Nya,
meski harus merelakan sang kekasih
menjadi milik orang lain. Mungkin
dengan ujian cinta dan sikap kita yang
seperti itu (lebih memilih keridhaan
Allah), Allah ingin kita menjadi hamba
pilihan yang kelak akan merasakan
indahnya bersanding dengan bidadari
nan menawan di jannah-Nya.
Andaikan memilih bentuk cinta
kedua, maka ini yang disebutkan
Imam Ibnul Qayyim, bahwa
permulaannya suatu yang ringan dan
manis. Pertengahannya kekhawatiran,
kesibukan hati dan siksaan. Dan
kesudahannya adalah kebinasaan
dan kematian.
Adapun bentuk cinta yang ketiga,
maka obatnya hanya dua. Pertama
berpuasa dan menyibukkan diri pada
hal yang mampu menjauhkan pikiran
ke arah “sana”, dan jika puasa sudah
tak bisa untuk meredam gejolak cinta
itu, maka tak ada jalan lain lagi selain
menikah.
“Menikah dengan wanita yang
dicintai merupakan obat cinta yang
paling mujarab, yang dijadikan Allah
sebagai penawar yang sejalan dengan
ketetapan syariat,” demikian Ibnul
Qayyim meyakinkan.
Cinta Tertinggi Hanya untuk
Allah dan Rasul-Nya
bersabda, “Ada tigaRasulullah
perkara apabila terdapat pada diri
seseorang, maka dia akan merasakan
manisnya iman. Ia menjadikan Allah
dan Rasul-Nya lebih dicintainya
daripada selain keduanya, ia mencintai
seseorang hanya karena Allah, ia
sangat benci kembali pada kekufuran
sebagaimana ia benci dicampakkan
ke dalam api.” (Riwayat Al-Bukhari
dan Muslim)
Karena itu, jika kita mencintai
seseorang, usahakan jangan sampai
melebihi cinta kita pada Allah dan
Rasul-Nya, agar cinta kita tidak
menggelincirkan diri kita dalam dosa?

(Dikutip dari: http://ita081325537150.wordpress.com/)
Baca Selengkapnya >>

Sabtu, 14 Mei 2011

Di Manakah Tali Cinta-mu Bergantung?

Cinta itu anugerah. Tak seorangpun menampiknya. Karena anugerah, maka cinta kerap datang secara tiba-tiba, bahkan seringkali tanpa si pemilik cinta menghendaki kehadirannya. Yah, betapa banyak di antara kita yang ‘menyesal’ karena lebih menyukai gudeg ketimbang burger. Tapi kecintaan pada makanan itu datang begitu saja.
Persoalannya, meski cinta datang tak terduga-duga, ia selalu punya alasan kenapa hadir dalam kehidupan nyata. Cinta selalu datang dari pipa saluran yang berbeda-beda, meski sumbernya adalah sama. Berbeda pipa, karena berbeda alasan. Masing-masing alasan menentukan kwalitas cinta. Bingung? Mari deh, kita simak penuturannya berikut ini.
Cinta, Selalu Punya Alasan
Kita boleh saja menukas, bahwa cinta itu menyerbu hati kita, tanpa kita pernah memintanya. Selain blind (buta), cinta juga blue (tak terduga-duga). Tapi kenyataannya, cinta selalu punya alasan ketika ia hadir di hati kita.
Okey, sebagai contoh, kita kembali ke soal makanan. Masyarakat Indonesia, meski kaya dengan beragam makanan, tapi miskin keragamam makanan pokok. Selain beberapa wilayah di tanah air yang memilih sagu atau jagung sebagai makanan pokok, umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal satu jenis makanan pokok: nasi.
Orang Cina sangat akrab dengan tiga jenis makanan pokoknya: Mie, Bakpao dan nasi. Yang manapun yang mereka santap, mereka tetap merasa bisa kenyang dengan nyaman.
Masyarakat Arab akrab dengan roti gandum, nasi dan makaroni sebagai makanan pokok.
Masyarakat Barat dan Eropa nyaman menyantap roti dan nasi sebagai makanan pokok.
Sebagian masyarakat Amerika Latin setidaknya akrab dengan dua jenis makanan pokok: Talas dan kacang merah.
Lalu, bisakah sebagai orang Indonesia kita mengatakan, “Kami dilahirkan, sudah sebagai penikmat satu jenis makan pokok saja. Cinta kami, hanya untuk nasi sebagai makanan pokok. No way untuk roti apalagi kacang-kacangan?”
Sebagai de facto, mungkin bisa. Secara de jure itu tak masuk akal.
Cinta kita kepada nasi sebagai makanan pokok tunggal, bukanlah semata-mata suratan. Tapi karena kita juga sengaja berprilaku ngotot, untuk sekali nasi tetap nasi. Untuk tak mau membiasakan diri menyantap jenis lain dari makanan pokok pengganti. Padahal, suka ada karena biasa. Witing trisna jalaran saka kulina. Nasi punya alasan kenapa ia menjadi primadona di lidah kita: karena kita yang mengundangnya secara sendirian dalam kehidupan makan kita.
Jadi, salah satu alasan cinta itu hadir: karena kita mengundang dan membiasakannya.
“Orang yang cita-citanya tertuju pada dunia saja, urusannya akan Allah cerai beraikan, kemiskinan senantiasa terbayang di pelupuk matanya, sementara dunia yang mendatanginya hanya sebatas yang telah Allah tetapkan baginya saja. Dan Siapa saja yang cita-citanya tertuju pada akhirat, pasti Allah beri keteguhan pada kesatuan jiwanya, kekayaan selalu melekat dalam hatinya, sementara dunia justru mendatanginya secara pasrah.[1]”
Alasan-alasan Cinta
Cinta tentu punya banyak alasan untuk hadir di hati kita. Bila kita mau merenunginya, sungguh banyak keajaiban di sana.
Sebagian orang beralasan, bahwa ia mencinta calon isterinya dahulu, karena keindahan matanya. Siapa yang menyuruh dirinya untuk begitu peduli mencermati calon mempelainya sebegitu rupa?
Tentu ada latar belakang, kenapa ia begitu memuliakan mata. Sehingga cinta itupun ia betot untuk hadir, hanya karena keindahan sepasang mata.
Yah, bisa jadi ia membiasakan dirinya untuk meneliti berbagai jenis mata manusia. Yang hitam pekat bulatan tengahnya, yang bercampur biru warnanya, yang sering dibilang sebagai mata kucing, yang sipit, yang belo, yang sayu……yang ini dan yang itu. Mata, ternyata begitu banyak jenisnya.
Soal binatang kesayangan dia juga kerap menilai dari keindahan matanya. Itu sah-sah saja. Tapi selera itu tak muncul tiba-tiba.
Eh, ada seorang teman saya, yang menikahi calon isterinya dahulu, setelah mendengarkan kemerduan suaranya melantunkan ayat-ayat Allah…..
Selidik punya selidik, ternyata ia memang gemar membaca Al-Quran, sangat memerhatikan tajwid, tahsin dan makraj huruuf dalam bacaan Al-Quran. Maka seorang wanita shalihah, semakin bertambah nilainya hingga berkali-kali lipat, bila ketahuan bersuara indah dalam melantunkan ayat-ayat Allah.
Ehm, ada juga seorang teman yang menikahi wanita, setelah tahu sang calon isteri memiliki kemampuan bela diri yang memikat. Ternyata, ia sangat mengagumi tokoh Ummu Khalat dalam sejarah para Sahabat Nabi n. Seorang wanita bercadar, yang pernah ikut dalam peperangan sedemikian gagahnya. Nabi dan para Sahabat mengira ia seorang ksatria muslim yang tidak dikenal. Ternyata, ia adalah ‘pendekar’ muslimah bernama Ummu Khalat!
Alasan, atau dalam bahasa fiqihnya ‘illat, menjadi pencetus munculnya kesimpulan hukum. Cinta itu adalah hukum. Dan setiap hukum muncul bersama ‘illatnya. Apakah illat cintamu?
Ini, yang harus kita renungi baik-baik.
Alasan cinta atau ‘illat cinta, muncul dari pipa yang berbeda-beda. Ada pipa keyakinan atau ideologi. Ada pipa pergaulan atau sosial. Ada pipa wawasan dan ilmu pengetahuan atau science dan tsaqaafah. Ada juga pipa budaya, suku, keluarga, hobi, dan seterusnya.
Dari pipa manapun alasan cinta itu bermula, carilah kemenangan dengan agama sebagai basis powernya. Itulah salah satu yang dapat kita mengerti dari sabda Nabi n,
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Menanglah dengan memilih agamanya, maka “taribat yadaaka” (dirimu akan selamat dari cela).” [2]
Agama, dijadikan sebagai starting powernya. Dari wilayah itu sebagai basis kekuatan memilih, seseorang bisa meragamkannya sesuai dengan berbagai latar belakang yang dia miliki.
Ia bisa memilihnya melalui pipa hobi, kecendrungan, ilmu pengetahuan, atau apa saja. Selama itu tidak berlawanan dengan konsep agama, dan selama ia berjalan bersinergi dengan nilai-nilai agama dan keyakinan yang lurus, ia bisa menjadi alasan kehadiran cinta.
gantungan tali Cinta
ketika cinta itu datang dengan segala alasannya; dengan satu, dua, tiga atau sekian alasan berbeda-beda sekaligus, tentu ia hadir bukan menggantung di awang-awang.
Cinta mengalir dari endapan pandangan mata, pendengaran telinga, penciuman hidung, dan campuran berbagai nuansa rasa yang menumpuk di hati, lalu membentuk cita rasa baru yang unik dan mengejutkan. Itulah cinta,
Saat ia muncul, ia bergantung pada sesuatu yang menjadi kekuatan wujudnya. Kalau cinta itu muncul akibat kesamaan visi dan misi kehidupan, maka cinta itu akan luntur saat visi dan misi dua orang yang saling mencintai itu kemudian bertabrakan atau bersimpangjalan.
Kalau cinta itu muncul karena dorongan ambisi-ambisi duniawi tertentu, maka berkurangnya kwalitas dan kwantitas dunia yang direngkuh, akan membuat cinta itu kian lama kian kehilangan maknanya.
Namun, bila cinta itu bergantung pada perjalanan mengejar cinta Yang Maha Kuasa, Allah, Ar-Rahmaan Ar-Rahiem, maka cinta itu akan abadi, selama iman masih di kandung badan.
Abu Hurairah t meriwayatkan dari Rasulullah r,
“Ada se-orang laki-laki mengunjungi saudaranya di suatu kampung lain. Allah kemudian mengutus satu malaikat untuk mengawasi Madrajatahu[3]. Ketika sampai kepadanya, malaikat berkata,
“Anda mau ke mana?”
“Saya ingin mengunjungi saudaraku.” Jawabnya.
“Apakah ada sebab mendorong Anda untuk menziarahinya?”[4] Tanya malaikat itu lagi.
“ Tidak ada, selain aku mencintainya karena Allah.” Jawab orang itu pula.
Malaikat itu berkata, “Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk Anda. Bahwa Allah I telah mencintai Anda sebagaimana Anda mencintai dia karena-Nya.”[5]
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: أَنْ تُحِبَّ فِيْ اللهِ، وَتُبْغِضَ فِيْ اللهِ
“Pokok-pokok iman yang paling kuat adalah Anda mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”[6]
Maka, selidikilah terus menerus, di mana tali cinta kita bergantung. Betapa banyak orang yang kita cintai di dunia ini. Begitu berlimpah hal-hal dan sesuatu yang kita cinta di muka bumi ini. Di manakan tali cinta-cinta itu bergantung?
Apakah pada janji kehidupan dunia yang fana ini?
Apakah pada petuah dan nasihat manusia saja?
Apakah pada ambisi dan hasrat dunia semata?
Apakah pada fanatisme kekeluargaan, kesukuan dan kebangsaan saja?
Bila memang demikian, binasalah segala cinta yang ada. Karena segala sesuatu, selain Allah, pasti akan mengalami kebinasaan. Cepat atau lambat.
Di manakan tali cinta kita bergantung……………………………..????
________________________________________
[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah nomor 949.
[2] Arti “Taribat Yadaak”, adalah bersentuhan dengan bumi. Itu merupakan bahasan kiasan yang artinya: membutuhkan. Ungkapan itu berwujud berita, tetapi artinya sebagai perintah. Lihat Fathul Bari IX : 38 – 39
[3] Jalannya
[4] “Tarubbuha” bermakna “berupaya memperbaikinya” dan “bangkit karenanya”
[5] HR. Muslim, No. 38, 4/1988
[6] HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, No. 11537; Ibnu Syaibah dalam Al-Iman, hlm. 110, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, No. 1728
(Dikutip dari: http://ita081325537150.wordpress.com/)
Baca Selengkapnya >>

Malam Pertama....

Indahnya Malam Pertama

Buat renungan kita bahwa suatu saat kita pasti akan mengalaminya. ...

Indahnya malam pertama kita

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga
HuhHuhHuh

Sahabat...mohon maaf...jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia... Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..
Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a...semoga kau jadi ahli syurga. Amien

Sahabat..... , jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan
dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya... ..
Tapi jika ini adalah salahku...maafkan aku....
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
Ikhlaskan Dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
Kalau tulisan ini Ada manfaatnya.. ..
Silakan di print out Dan kau simpan sebagai renungan...
Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku
Dan...aku tlah di alam lain....
Satu pintaku padamu...
Tolong do'akan aku...
Baca Selengkapnya >>

Cerita Para Makhluk Halus (Edisi Roh halus)

Assalamu'alaikuuuum... :D

langsung saja yhuaa,,, jadi gini critanya..

shohib, salah satu hal yang kita syukuri saat ini, umat islam itu ada dimana mana dibelahan bumi manapun insy. ada..
imbalan atau pamrih itu dimana-mana memang selalu ada. karena Allah sendiri telah memberi contoh segala sesuatu itu ada imbalannya. gak percaya?? baca lirik om Dhani," jika surga dan neraka tak pernah ada, apakah kita tetap bersujud padanya..." nah lohh bner gakk?? hhe....

Alkisah seorang penganut islam yg tinggal d pedalaman negeri kutub Rusia ketika dia meninggal dan sudah dikubur.roh tersebut menangis sampai membuat malaikat Rokib dan Atid bingung...
sebut saja Bang Thoyib,
Malaikat,"yaa bang thoyib, mengapa dikau menangis tersedu-sedu padahal kami tidak akan menyiksamu di alam kubur, karena kau mempunyai pahala yang melimpah dan dijanjikan masuk SURGA..."
Mendengar itu, bang thoyib malah menangis keras..
bang Thoyib dalam bahasa rusia yang telah d terjemahkan.. >.<, "Wahai malaikat penjaga kubur, janganlah mengantarku ke surga! saya sudah merasa senang berada disini.. kehidupan di dunia saya sudah berada di pepohonan dan hawa dingin.. pasti bosen banget di surga.. >.< liat pohon2 lagi.. liat sungai2 lg.. apalagi sungai susu! saya kan alergi susu... :P coba dech, kalo di dalem surga ada MITSUBISHI LANCER ato mercedes Bens C-class.. jahhh.. d surga adanya cuma kudaaa... BOSENNN.... karena crewet, gak kona'ah, dan gak percaya kenikmatan surga, Mendengar itu, Bang Thoyib langsung dbawa ke neraka, dan merasakan kehangatannya .<.. >
benar2 akhir cerita yang mengharukan.. :D


Copyright@by Zulfian si Ustaz Hah Hoh
orang tampan yg pingin eksis
dibaca g dibaca tetep nulis
wassalam
Baca Selengkapnya >>

Tips Cara Memilih Calon Isteri/Jodoh & Kriteria Pemilihan Pasangan Hidup Yang Baik

Menikah alias kawin yang baik hanya dilakukan satu kali seumur hidup dan kita akan terus hidup bersama dengan orang yang kita pilih sebagai isteri kita beserta anak yang mungkin kita hasilkan dari pernikahan itu. Memilih pasangan hidup yang tepat adalah salah satu bagian terpenting dalam hidup dengan banyak aspek dan faktor kriteria pemilihan yang harus dihitung dengan matang. Gadis atau janda semua sama saja di mana anda harus melakukan penjajakan yang cukup sebelum melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Kesalahan memilih wanita / cewek / perempuan yang kita nikahi akan berdampak buruk pada kualitas hidup kita di masa depan. Cerai adalah pilihan yang sangat buruk yang bisa diambil ketika semua cara dan upaya telah dicoba untuk membuat hubungan menjadi baik tidak berhasil dan dapat membahayakan jika terus dibiarkan.
Pacaran merupakan salah satu upaya untuk menemukan pasangan hidup yang tepat. Pacaran yang baik tidak melakukan apa yang boleh dilakukan pasangan yang sudah menikah. Melakukan hubungan suami istri yang tidak semestinya justru akan berdampak buruk pada hubungan setelah menikah maupun hubungan setelah menikah dengan gadis lain.
Berikut ini adalah Kriteria Pemilihan Calon Isteri Yang Baik :
1. Saling Jujur / Tidak Suka Bohong, Cinta Dan Setia
Mana ada orang yang suka dibohongi. Pilih wanita yang dapat dipegang kata-katanya dan hanya akan berbohong untuk kepentingan keluarga yang positif. Jika suka bohong anda akan dibuat pusing sama istri anda kelak. Wanita yang setia pada anda akan selalu mencintai anda dan akan selalu berada di samping anda ke mana pun anda pergi dan dalam kondisi apa pun. Cinta juga menjadi yang sangat penting, karena cinta adalah modal dasar dari hubungan suami istri yang baik dan sebaiknya sudah ada sejak status masih pacaran.
2. Penampilan Menarik
Sebaiknya anda mencari perempuan yang dari fisik anda suka namun bukan hasil permak atau dandan tebal. Menarik tidak harus selalu cantik, cakep, ayu, menor, seksi, imut, manis dan sebagainya, tetapi yang tidak membuat anda benci jika melihatnya. Sebisa mungkin cari yang jika anda prediksi puluhan tahun mendatang dapat tetap dapat membuat anda tersenyum bahagia ketika memandang wajahnya. Jangan lupa dengan penampilan anda sendiri ketika sudah menikah. Jangan buat si dia ilfil dan jadi benci sama anda.
3. Taat Ibadah
Ini hal yang penting bagi masa depan keluarga anda. Anak-anak anda nanti akan dibimbing lebih banyak oleh sang ibu. Jika ibunya ugal-ugalan nggak bener kelakuannya, maka bisa ditiru oleh anak. Cari wanita shalihah / solehah yang dapat mendidik anak-anak menjadi manusia yang berakhlak soleh dan mempengaruhi anda untuk beribadah lebih baik lagi.
4. Pandai / Pintar
Jangan mencari jodoh gadis kampung atau cewek kota yang memiliki intelegensia di bawah rata-rata. Penampilan hanya luar saja yang cuma enak dalam urusan ranjang serta bisa selalu kita atur dan mungkin bisa kita bobongi, selingkuh di belakangnya, menikah lagi / kawin lagi, dll. Akan tetapi wanita yang bodoh tidak akan mampu membantu mencari solusi pada saat-saat diperlukan dan mungkin akan terkekang selama hidup dengan kita karena harus selalu menurut pada sang suami. Istri yang pintar bisa membantu mengatur rumah tangga dan mungkin bisa juga membantu finansial / keuangan keluarga dengan melakuka usaha sampingan atau bekerja.
5. Tidak Materialistis / Bukan Cewe Matre
Cewe matre ke laut aje emang bener itu lagu. Jangan cuma cari cewek dari cantiknya saja, tapi dari hatinya. Sebanyak apa pun uang yang kita dapat dari bekerja tidak akan cukup untuk menghidupi seorang isteri matre tidak tahu diuntung. Bisa jadi ketika anda sudah tidak punya uang dan pekerjaan layak anda akan ditinggalkan sendiri begitu saja bersama anak-anak.
6. Kalem / Emosi Stabil Rendah Dan Dapat Menghibur
Istri yang murah senyum, lemah lembut, tidak suka marah dan tidak mudah stres menghadapi problema hidup adalah istri yang baik. Sebelum kawin dan selama berpacaran anda wajib melakukan pengamatan emosional, sikap dan perilaku. Jika pacar anda gampang sekali marah meledak-ledak dan tidak bisa diubah sebaiknya tinggalkan saja. Hidup dimarahi isteri terus-menerus akan membuat anda menderita. Istri yang baik adalah istr yang bisa menghibur di kala suka dan duka dalam berbagai kondisi baik terhadap suami maupun terhadap anak. Pilih juga yang mencintai keluarganya dan keluarga kita masing-masing.
7. Sehat Jasmani Dan Rohani
Pilihlah yang dari segi fisik dan mental / jasmani dan rohani yang sehat wal'afiat. Pilih yang sehat, cerah, gesit, kuat, dan tidak mudah sakit. Dari segi kesuburan pun juga penting jika anda ingin punya keturunan. Jika belum yakin maka sebaiknya anda melakukan pemeriksaan kesehatan berdua saat pranikah. Perhatikan pula keluarganya apakah ada yang punya riwayat penyakit yang dapat menurun dan bisa berakibat fatal. Terkadang suatu penyakit dapat diturunkan ke anak dan atau cucu.
8. Dapat Dikontrol Dan Mengontrol
Di saat isteri melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan, berbicaralah dengan baik tanpa emosi bahwa sebaiknya si istri melakukan apa yang kita inginkan beserta alasannya. Begitu juga sebaliknya, di mana kita dapat dikritik isteri pada sikap dan perilaku kita secara kekeluargaan dan baik-baik. Untuk melakukan hal ini diperlukan adanya kesamaan tingkatan atau derajat di mana suami dan isti sama-sama dalam satu tim kepemimpinan yang solid. Bukan hanya suami saja yang jadi pemimpin dan istri cuma manut-manut saja. Umumnya untuk dapat tipe cewek semacam ini adalah yang umur sepantar dan sama-sama pintar.
9. Persetujuan Orang Tua, Keluarga, Teman Dan Sebagainya
Hubungan suami isteri harus didukung oleh orang-oang yang ada di sekitar kita mulai dari orang tua, mertua, teman, kerabat, saudara, teman, tetangga, teman kantor, dan lain-lain. Pernikahan yang emsional tanpa dukungan orang dekat dapat berdampak buruk bagi hubungan di masa mendatang. Yang jelas jika belum mendapat persetujuan, anda harus dapat berbicara dengan baik untuk membela argumentasi anda.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan untuk saat ini pada situs Organisasi.Org ini, kurang lebih mohon maaf dan terima kasih.

Requested by: Ryry Itchu Tari
Baca Selengkapnya >>

Cinta Maya: Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Kamu bilang, “ini cinta”. Ah, sepertinya kamu terlalu cepat menyimpulkan, saudariku. Hanya karena kamu kagum pada kepribadiannya: pintar, shalih, bijaksana, memikatmu dengan tulisan-tulisannya, lalu dengan mudah kamu mengatakan bahwa kamu sedang dimabuk asmara. Ya, sepertinya kamu memang benar-benar mabuk. Dan itu tidak baik sebenarnya untuk tubuhnya, terlebih hatimu.
Tidakkah kamu sadar bahwa pengetahuanmu tentangnya hanya secuil? Dia orang asing yang bahkan belum pernah kamu temui. Bagaimana bisa kamu menghadirkan cinta pada si maya? *meski kamu selalu meyakinkanku, “sosoknya ada, meski aku belum pernah menemuinya”* Hmm.. Atau mungkin kamu terjebak pepatah Jawa: witing tresno jalaran soko kulino? Yasudahlah. Aku pun tak berhak menyalahkan fitrahmu. Hanya, jangan kau pupuk cintamu itu. Karena, belum saatnya taman hatimu bersemi oleh cinta semu.

Tak lama setelah itu kamu berkata, “cintaku pudar”. Ah, aku sudah menduganya. Cinta yang kamu bangun di luar ikatan pernikahan memang tak akan memberi jaminan kesejatian. Sepertinya aku pun mulai sepakat dengan pepatah jawa itu: witing tresno jalaran soko kulino. Ada cinta karena terbiasa. Pudarnya cintamu pasti karena intensitas yang tak lagi terjalin.
Jika kamu ingin memetik buah hikmah, ambillah dari pohon kehidupanmu. Sesungguhnya, kejadian ini bisa memberikan banyak pelajaran. Jangan lagi kamu terjebak oleh cinta semu. Kurangi intensitasmu dengan lawan jenismu. Meski mungkin hatimu sudah kuat menahan serangan virus merah jambu, kamu tetap tidak dapat menjamin jika dia terkotori oleh penyakit hati.
“terima kasih” katamu, menutup perbincangan kita. Seharusnya kamu tak perlu berterima kasih. Sudah menjadi hakmu untuk mendapatkan nasihat dari saudarimu. Dan seandainya kamu tahu bahwa bukan hanya kamu yang mengalaminya. Saudariku yang lain pun bercerita hal yang serupa. Jatuh cinta dengan teman dunia maya. Bahkan pernah ku dengar kisah nyata seorang pria beristri yang menyatakan cintanya pada seorang gadis yang dikenalnya melalui dunia maya. Astaghfirullah. Kok bisa yaa? Aku sungguh tak menyangka saat mendengarnya.
Kenyamanan yang dibangun selama interaksi, ditambah intensitas yang berlebih, mungkin dua faktor itu yang menumbuhkan benih cinta. Ah, cukuplah. Cukup kejadian ini menjadi pengingat, untukku dan yang lain agar kita senantiasa menjaga hati-hati kita untuk tidak mudah jatuh cinta. Sudah saatnya kita membangun cinta, menebarkan kasih sayang kepada sesama. Bukan atas nafsu belaka, tapi lebih karena kecintaan yang mendalam kepada Sang Pemilik Cinta, Allahu Rabbuna..
Baca Selengkapnya >>

Jangan besar-besar dong…

Para santri di suatu pondok pesantren masing-masing memelihara beberapa ekor ayam. Suatu hari pak Ustadz ingin mengetahui bagaimana reaksi salah seorang santrinya bila satu ayamnya dicuri. Maka suatu malam ayam peliharaan si Muhaemin diambil diam-diam, dipotong, kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada semua santri.
Esok harinya, Muhaemin melapor kepada gurunya. “Pak Ustadz, tadi malam ayam peliharaanku dicuri orang.”
Pak Ustadz menjawab, “Sudahlah, jangan bersedih. Ayammu itu kan pada hakikatnya milik Allah yang dititipkan kepadamu.”
Muhaemin mengangguk-angguk kemudian ngeloyor pergi sambil garuk-garuk kepala. Dia berniat memberikan pembalasan kepada ustadznya itu.
Pada keesokan harinya, dia mencuri kambing milik pak Ustadz, dipotong,
disate, kemudian dibagi-bagikan kepada semua penghuni pondok pesantren. Malam itu terjadi pesta makan sate yang begitu meriah.
Esok pagi, pak Ustadz marah bukan kepalang melihat kambing miliknya
dicuri orang. Dikumpulkannyalah semua santrinya sambil menghardik,
“Hayo mengaku, siapa yang mencuri kambing saya kemarin?”. Semua
santri diam ketakutan. Tak lama kemudian Muhaemin bertanya, “Pak Ustadz, bukankah kambing yang hilang itu pada hakikatnya adalah milik Allah?”
Pak Ustadz menjawab, “Punya Allah sih punya Allah … tapi jangan yang besar-besar dong!”
Baca Selengkapnya >>

Jika Sudah Kecanduan Pacaran…

KONON, hanya satu hal yang dapat mengubah kejiwaan remaja atau pemuda yang sedang bergejolak. Seorang pecandu rokok, pemain game atau pembolos ketika sekolah akan bertekuk lutut ketika sang kekasih memintanya untuk menghentikan kebiasaan buruknya. Atas nama cinta! Yah, itulah alasannya. Suatu alasan yang telah menjamur.
Namun, seperti yang di’konon’kan di atas, sangatlah tidak masuk akal dan tidak bisa dibenarkan. Mari mencoba melihat realita. Berapa banyak mahasiswa yang rajin, rela mengorbankan waktu belajarnya untuk pacaran. Dan yang gemar menabung, merelakan rupiah demi rupiahnya untuk sebuah candle light dinner.
Pada hakikatnya pacaran hanyalah memindahkan seseorang dari satu lubang ke lubang yang lain. Dan juga menyeret orang yang selamat ke sebuah lubang yang dimurkai Allah.
Sebuah analogi yang logis. Ketika seorang majikan sebuah toko, dia memiliki satu orang pekerja. Dengan satu orang pekerja yang dia miliki, dia mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Semakin hari, usaha yang dia rintis semakin bertambah dan dia mengambil satu orang lagi sebagai pekerja. Kemudian dia menuturkan, jika satu orang pekerja memiliki power bernilai 4, ketika ditambah satu orang yang juga memiliki power bernilai 4. Hasil yang didapat bukan sekedar 8 power, namun 10 atau bahkan lebih. Kerja sama membuat mereka dapat bekerja lebih bagus.
…Berawal dengan sekedar chatting, bergandengan tangan, berciuman dan kemudian banyak yang sampai pada zina…
Berbeda lagi dengan dua orang yang dimabuk cinta. Ketika dia masih berstatus single, dengan tekad yang bulat dia mampu mengerjakan suatu pekerjaan dengan sendirinya. Namun ketika ada satu orang yang dianggapnya sebagai ‘pacar’, ketika suatu pekerjaan dihadapi, dia hanya berkata “yank, masa sayank tega sih liat aku ngerjain tugas sendirian?” tragis. Satu bukti bahwa pacaran melemahkan mental, menurunkan produktivitas dan mengacaukan agenda.
Pacaran adalah sebuah aktivitas yang menyiksa batin dan mempermainkan hati, permainannya menyebabkan hati menjadi sakit bahkan tidak sedikit yang hatinya mati dibuatnya. Kasus petinggi negara Indonesia, pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, zina anggota DPR bisa dijadikan contoh, atau perselingkuhan presiden terdahulu dengan istri orang, dan masih banyak lagi. Ketika hati tidak berfungsi sebagai pengontrol akhlak, banyak kejahatan yang ditimbulkan.
Juga ketika seharusnya remaja dengan jiwa mudanya mampu berkreasi dan memberikan gebrakan besar dalam kehidupan ini. Atas nama cinta dia dibuatnya tidak berkutik. Sehari tidak bertemu pacar, seperti ada sesuatu yang kurang, aktivitas dilakukan dengan tanpa ada semangat. Hampa dunia terasa, apalagi ketika ‘putus’. Menandakan bahwa pacaran menjadikan hari-hari penuh dengan rasa was-was, dan tidak memberikan ketenangan.
Pacaran itu candu, bagaikan meminum air laut, di setiap tegukan memberikan rasa haus yang semakin bertambah. Pacaran itu bak pecandu rokok. Berawal dengan merokok menjadikan kebiasaan buruk lain muncul.
…banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah sebuah pilihan, sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan konsekuensi masing-masing…
Pacaran itu candu! Berawal dengan sekedar chatting, lalu bergandengan tangan, kemudian berciuman dan akhirnya banyak yang sampai pada zina. Na’udzubillah min dzalik.
Masih banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah sebuah pilihan. Sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan konsekuensi masing-masing tentunya. Karena hanya ada dua pilihan dalam hidup. Bahagia, atau binasa. Semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk dapat kita tempuh dengan penuh kelapangan.
Baca Selengkapnya >>

Jilbab Artis tidak islami

“Cantik, subhanallah..,” desis Aisyah sambil membolak-balikkan majalah wanita bernuansa Islam yang harganya cukup mahal. Dikarenakan edisi lux sehingga menampilkan tampilan-tampilan gambar yang sudah indah menjadi begitu indah. Hampir sepertiga isi majalah menggambarkan wanita cantik berkulit putih atau kuning atau sawo langsat yang semuanya berjilbab, dengan aksen jilbab yang menarik, diuntai kebelakang, ditarik ujungnya ke samping, lalu dipuntir ke atas membentuk sebuah bunga. Dan dengan polesan make up yang memang tidak begitu menor, menambah kecantikan sosok muslimah berjilbab.

Tinggi semampai, memakai gaun yang panjang dan jilbab yang menutupi seluruh rambut dan leher, dan dimasukkan ke dalam baju, atau bila tidak ujungnya diputar ke belakang sehingga bagian dada tetap telihat membusung.
Aisyah bingung melihat gambar sosok muslimah berjilbab dengan kain yang manis warna warni namun menurutnya kenapa tidak syar’ie.. hmmmm..

Aisyah semakin bingung ketika melihat film sinetron televisi di bulan ramdahan ini. Menurutnya banyak sekali wanita berjilbab yang memenuhi tayangan sinetron, beriklan ataupun sekedar bernyanyi di layar televisi dengan menggunakan jilbab yang jelas cantik dan dengan memakai kerudung yang berwarna manis, seringkali membuat sang artis dan foto model di media menjadi bertambah anggun dan cantik serta manis, selain lebih kelihatan Islami. Memang sudah jelas, apapun yang dipakai oleh sang model maupun artis, bila sudah terlihat manis dan menawan membuat banyak sekali wanita muslimah yang mengikutinya. Hal inilah yang membuat hati Aisyah merasa miris.
Mengapa banyak sekali muslimah memakai jilbab yang tidak sesuai dengan ketentuan Al Quran. Bukankah Al Quran sudah menunjukkan ketentuan memakai jilbab, yaitu panjang dan tutupi dadamu, jangan diatas dada.
Namun mengapa ketika muslimah sekarang memakai jilbab, cenderung di atas dada. Apakah hali ini didasari dengan alasan berproses..? atau khawatir terlihat kurang modis, kurang cantik? sehingga dengan mode yang ada sekarang, muslimah berjilbab cenderung menggunakan jilbab pendek. Selain itu saat ini jarang sekali ada ceramah dari para ustadz/ ustadzah yang mengungkapkan batasan-batasan penggunaan jilbab.
Aisyah hanya berpikir singkat; “dalam malaksanakan syari’e sebuah syariat, sebetulnya tidak mengenal proses.” Lihat saja seperti sholat, untuk sholat dzuhur sudah ditentukan harus 4 rakaat, lalu tidak bisa dengan alasan berproses maka sholat dzuhur dilakukan hanya 2,5 rakaat dulu, bila imannya bertambah, maka sholat dzuhur jadi 3 rakaat dan 2 tahun kemudian baru genap 4 rakat. Islam tidak pernah mengajarkan hal seperti itu, begitu pula dengan hukum memakai jilbab, bila Allah sudah menetapkan harus panjang melampaui dada, maka lakukanlah!!


Jangan berpikir proses, karena khawatir jilbab yang sudah kita pakai terkadang masih membuat kita menjadi kepanasan dan keringatan. Jangan sampai hanya karena kita tidak melaksanakan sesuai dengam syari’e-nya, maka akan membuat ibadah kita dalam memakai jilbab tidak diterima oleh Allah. Maka bila masih memakai jilbab diatas dada, segera panjangkanlah jilbabnya sampai di bawah dada. Tanggungkan, ulurkanlah sedikit lagi maka muslimah akan nampak tetap manis dan syari’e sesuai dengan ketentuan Al Quran dalam surat Al Ahzab,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya [*] ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS Al-Ahzab : 59]

[*] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Note: Artikel ini saya buat karena terinspirasi ketika saya sebagai guru melihat banyak sekali remaja putri kita yang memakai jilbab namun pendek diatas dada sehingga hmmm… tetap membentuk tubuh terutama bagian-bagian yang harus ditutupi. Apalagi terkadang mereka sholat tidak menggunakan mukena, langsung sholat dengan jilbab pendeknya dan alhasil rambutnya keluar-keluar ketika ruku. Saya prihatin melihat trend mode jilbab sekarang yang jelas tidak syar’ie, apapun alasannya, karena Al-Quran menyuruh untuk : ”ulurkanlah sampai bawah dadamu, titik, tidak pakai koma, tidak pakai proses dan tidak pakai protes…!!! maka pakailah jilbab sampai ke bawah dadamu. “Allah yang suruh lho, saya hanya mengingatkan saja, so jangan marah pada saya ya.”

“With love to remember”
Baca Selengkapnya >>

Pacaran Berkedok Ta’aruf Makin Marak di Dunia Maya

BELAKANGAN ini ta’aruf mengalami penyempitan makna. Bahkan dalam praktiknya, banyak yang mengidentikkan ta’aruf dengan pacaran. Salah satu penyebabnya adalah maraknya ta’aruf yang dilakukan oleh para ikhwan maupun akhwat di dunia maya. Padahal, sejatinya yang mereka lakukan itu adalah pacaran berkedok ta’aruf, karena dalam aksinya, tiada lagi hijab dalam interaksi bagi akhwat dan ikhwan bukan mahram, seakan bebas landas, curhat di jejaring sosial facebook, hujat-hujatan. Itulah pacaran terselubung dengan membawa topeng ta’aruf.
Ikhwan-ikhwan yang menggunakan profil islami tak pernah kehabisan ide dalam melegalkan pacaran. Jika orang-orang yang tidak membawa agama berani terang-terangan mengatakan pacaran, tapi tidak dengan pemuda pemudi yang berciri khas agama, mereka berpacaran dengan embel-embel ta’aruf.
Entah apa yang ada di benak mereka, apakah ta’aruf dipahami sesuai syariat atau sengaja menyelewengkan dari makna yang sebenarnya, banyak ikhwan dengan mudahnya mengatakan ingin ta’aruf dengan akhwat yang diincarnya melalui dunia maya tanpa perantara pihak ketiga.
Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang untuk umum mana yang harusnya dijadikan rahasia dirinya dengan Allah, facebook menjadi keranjang sampah juga menjadi diary bagi sebagian orang. Akhwat dan ikhwan berpacaran pun sudah mulai berani membuat status in relationship dengan pasangan yang disebutnya sedang ta’aruf.
… Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang pacaran dan mana yang ta’aruf. Belum ada ikatan apapun mereka sudah berani memanggil umi-abi…
Tak sedikit juga ikhwan genit dan akhwat ganjen saling memberi perhatian di tempat umum. “Sudah shalatkah ukhti? Jangan telat makan ya..” tulis sang ikhwan. Sang akhwat pun tak mau kalah, membalasnya dengan kata-kata senada, “Syukron ya akhi atas perhatiannya, semangat belajar ya.”
Ada pula komentar yang lebih liar, “Eh iya ukhti kelihatan anggun dengan jilbab itu, hehehehe.” Maka si akhwat balik menjawab, “Ah, akhi nih bisa aja, ntar ana GR nih, heeeeee…” Masya Allah, itukah yang disebut ta’aruf?
Dulu penulis banyak menemukan pencerahan di dunia maya dengan banyak berteman, namun jadi ilfil (ilang feeling) setelah mengetahui sepak terjang beberapa ikhwan akhwat, teriaknya agama, tapi murah terhadap lawan jenis, menebar simpati dan basa-basi.
Mereka memakai kedok ta’aruf untuk melegalkan pacaran. Belum ada ikatan apapun sudah berani memanggil “umi-abi” atau “abang-adik.” Tak sedikit pula ditemui akhwat berjilbab lebar yang masih membudidayakan pacaran. Tanpa malu-malu lagi. Apakah semua itu dilakukan karena ketidaktahuan akhwat tentang bagaimana Islam mengatur pergaulan dengan lawan jenis? Wallahu a’lam. Yang pasti ada juga yang biasa berkomentar pacaran haram, tapi dirinya masih juga berpacaran, namun memakai kedok ta’aruf. Padahal praktiknya sami mawon.
…akhwat jangan mudah terpedaya pada ikhwan di dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya…
Hendaknya benar-benar lurus memahami kata ta’aruf seperti yang diajarkan oleh Nabi kita, jangan sampai menjadikan ta’aruf untuk menghancurkan keagungan Islam. Telah jelas dalam Islam, bagaimana hendaknya kita menjaga diri kita agar tidak terjatuh pada perkara-perkara yang membuat Allah murka. Jangan memakai istilah ta’aruf jika hanya sebatas ingin menjadi uji coba bermain hati.
Hati akhwat biasanya lembut dan mudah tersentuh, korban yang pertama akan merasakan terluka oleh ta’aruf coba-coba tadi tentunya para akhwat. Begitu juga para akhwat, jangan mudah terpedaya pada ikhwan dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya. Apa yang ditampilkan dalam dunia maya, profil, kata-kata, tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai karakter yang sesungguhnya, juga tidak dapat cukup untuk menggambarkan pribadinya secara utuh, tetap waspada.
Baca Selengkapnya >>